Saat muda dulu, saya sering dinasihati untuk tidak banyak berkomentar yang hanya menunjukkan kurangnya pengertian saya.
Orang bodoh yang diam, tampil lebih bijak daripada orang yang setengah tahu tapi banyak berkomentar yang setengah matang.
Mungkin, karena ketidak-stabilan masa muda saya, saya sering mengumumkan kegamangan pikiran saya dengan komentar yang kurang bernilai.
Sejak itu, saya belajar untuk diam, berterima kasih, atau menyatakan rasa syukur, seraya mengambil pengertian baik dari segala sesuatu, dengan menggunakan sudut pandang dari hati yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar