Jumat, 15 Januari 2010

Gitu aja kok repot - Logika sikap dan berfikir dalam Islam


Kata Gusdur "Gitu aja kok repot" , bisa di terjemahkan dengan nyaman dari lapisan orang awam sampai kaum sufi, dan berlaku universal untuk seluruh agama. Memang manteb tokoh kita itu.

Untuk apa tau?


Apa itu bilangan, dan berapa jumlah dari 1 + 1?

Secara umum : Jika kita tanyakan kepada masyarakat umum atau kepada seorang Guru TK , maka untuk pertanyaan di atas akan di jawab:
Bilangan adalah angka sperti 1,2,3,4,5,...dst . dan jumlah dari 1+1 =2

Secara khusus : Jika kita tanyakan kepada seorang Dosen Pengajar Teknik Elektro atau Teknik Komputer atau seorang Assembly Programmer , maka untuk pertanyaan di atas akan di jawab:
Bilangan apa..? Desimal, Biner, heksa,...dst . dan jumlah dari 1+1 = 2 secara desimal , 1+1=10 secara biner ,5+5=A secara heksadesimal . (ket, bilangan biner - bil Heksa)

So, apakah itu artinya seorang teknik elektro memiliki pengetahuan yang lebih baik dan bermanfaat di banding seorang Guru TK...?

Bukan ukuran, dan belum tentu Seorang Dosen teknik Komputer bisa berhasil mendidik anak TK , belum tentu pula Sang Dosen lebih mendapatkan manfaat dari pengetahuan berhitungnya yang lebih banyak, baik manfaat buat dirinya sndiri maupun buat manusia lain.

Definisi Islam

Apa itu Islam?

Secara Bahasa : Islam adalah sebuah agama , dalam terminologi bahasa berarti "Damai" ,Kata “Islam”, yg berarti `tunduk', berasal dari kata infinitif Salama. Kata "Salam", yg berarti `damai', berasal dari kata kerja Salima yg berarti ‘diselamatkan atau selamat dari bahaya'.dan masih memiliki serentetan terminologi....

Secara Penganut islam umum : Islam adalah berserah diri kepada Tuhan Allah

Secara Kajian Ilmu Tauhid:

Pengertian Islam
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Adapun menurut syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua pengertian:

Pertama.
Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian Islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah, ibadah, keyakinan, perkataan dan perbuatan. Jadi pengertian ini menunjukkan bahwa Islam adalah mengakui dengan lisan . Dan nama tuhan orang Islam bukan cuma Allah, di dalam Al-Qur'an saja ada 99.

"(Ingatlah) ketika Rabb-nya berfirman kepadanya (Ibrahim), ‘Berserahdirilah!’ Dia menjawab: ‘Aku berserah diri kepada Rabb seluruh alam.’” [Al-Baqarah: 131]

Kedua
Apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang dimaksud Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya terjaga diri dan harta-nya[2], baik dia meyakini Islam atau tidak. Sedangkan kata iman berkaitan dengan amal hati

“Orang-orang Arab Badui berkata, ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah (kepada mereka), ‘Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.’” [Al-Hujuraat : 14]

So, apakah itu artinya seorang Ahli tauhid memiliki pengetahuan yang lebih baik dan bermanfaat di banding orang umum yang pengetahuannya pas-pasan...?

Bukan ukuran, dan belum tentu Seorang Ustadz, Kyai, Ulama bisa membawa berkah buat umat , belum tentu pula Ustadz, Ulama, kyai lebih mendapatkan manfaat dari pengetahuan keislamanya yang lebih banyak, baik manfaat buat dirinya sendiri maupun buat manusia lain.


Sufisme Dalam Lalulintas

Syariat Tarekat Hakekat Marifat Pejabat

Coba kita bahas dan buat analogi dengan istilah dan memakai bahasa lalu lintas yang sudah memasyarakat di lingkungan kita .

Sareat:
Pada hakekatnya Jiaka di analogikan mirip dengan sariatnya peraturan Lalu lintas,
Banyak rambu-rambu seperti huruf P, S, atau simbol-simbol tanda bahwa jalan didepan ada tanjakan, jalan turun dan jalan berkelok-kelok,didepan ada jembatan ...dst. Tanda-tanda tersebut diperuntukkan para pengemudi agar berhati-hati jika melihat tanda-tanda tersebut. Barangsiapa mentaati peraturan tersebut, maka sipengemudi akan selamat sampai tujuan.

Didalam peraturan tersebut tidak memperdulikan apakah si-pengemudi mempunyai SiM A, B, B1, B2 atau hanya SiM C dan semua peraturan berlaku bagi semua pengguna jalan tersebut.

Tarekat:
Pada hakekatnya; Tarekat didalam perlalu-lintasan adalah setiap pengguna jalan mengetahui apa arti dan makna, kenapa tanda-tanda lalulintas tersebut dipasang dipinggiran lalan dan di tempat yang tertentu dan maksud tujuan kenapa tanda-tanda tersebut dipasang?
Dari mana pengemudi bisa mengerti apa makna dan tanda-tanda tersebut dipasang?
Tentunya tanda-tanda dan artinya bisa dibaca di kitab peraturan per-lalulintas-an.
Karena hanya dari buku panduan per-lalulintasan lah hanya satu-satunya buku yang bisa dijadikan pedoman kalau melanggar tanda-tanda lalulitas tersebut dilanggar; dengan ketentuan ancaman, denda maupun akibat dari pelanggaran tersebut sudah diatur bahkan SiMnya pun bisa-isa dicabut akibat dari pelanggaran yang dilakukan.

Hakekat:
Pada hakikatnya; hakekat didalam perlalulintasan adalah; menjelaskan bahwa siapa yang berhak membuat peraturan didalam undang-undang perlalulintasan itu?
Pak Polisi atau dari fihak Kepolisian? Jelas dalam hal ini yang ber-hak membuat peraturan dan mengeluarkan peraturan dan segala isi dari peraturan tsb adalah dari pihak Kepolisian tersebut.

Maripat:
Pada hakikatnya; kita sudah mengetahui bahwa yang membuat dan mengeluarkan kitab isi aturan didalam buku itu adalah KePOLISIan, maka kita wajib menghormati dan menjalankan dengan benar sesuai dengan aturan yang sudah diBUKUkan.

Ada sebagian pengemudi yang mempunyai SiM dan ada juga yang tidak mempunyai SiM.
Bagi masyarakat yang mempunyai SiM (agama) dengan pasti (mungkin) akan mentaati segala aturan yang sudah ditetapkan dan bagi tidak mempunyai SiM (tidak beragama) pun juga berkeyakinan jika patuh menjalankan aturan dan telah mengetahui arti dan makna tanda rambu-rambu dan menjalankan dengan taat pasti juga akan sampai tujuannya.

Demikian juga ada yang tidak perlu sampai mengenal atau mengetahui siapa yang membuat aturan dan tidak usah membaca buku dan sudah menerti atri dari rambu-rambupun berkeyakinan akan sampai pada tujuannya.

Mungkin diantara si pengemudi yang mempunyai SiM berkeyakinan, jika sudah mengenal si-pembuat buku peraturan akan mendapatkan privileges seperti; jika salah parkir atou salah jalan dan ditangkap oleh polisi, maka tidak kena tilang dlsb-nya atau malahan ditunjukkan lewat jalan mana yang benar yang harus ditempuh atau malahan diberi kemudahan seperti diantar dikawal sampai ketempat tujuannya.

Pada hakekatnya apa yang sudah saya jabarkan tsb diatas, rekan-rekan sudah mengetahuinya karena di forum politikana ini tempatnya orang-orang pinter dan sakti berkumpul seperti apa yang pernah di katakan mimizu

Pejabat:
Tak ada jabatan dalam Iman , jadi jangan pernah merendahkan kadar keimanan seseorang. Dan Iman tak bisa di kalkulasi atau di buktikan rasio manusia.


0 komentar:

Posting Komentar