Harimau Penelantaraan yang Mengendap, Naga Kesalahan yang Tersembunyi.
Menelantarkan tindakan adalah penelantaran hak untuk berhasil.
Kesempatan adalah bentuk cair dari keberhasilan, dan kesempatan itu mengalir dalam sungai waktu. Dia yang menelantarkan keharusan-keharusannya sebetulnya sedang membunuh waktu yang didalamnya mengalir kesempatan-kesempatannya, dan yang berarti terbunuhnya juga kemungkinannya untuk berhasil.
Penelantaran adalah pendustaan diri sendiri.
Pikiran kita ini demikian terkemmbangkan oleh kemampuan untuk berimajinasi sehingga kita sering lebih tanggap kepada kepalsuan daripada kepada kebenaran. Bukankah kita sering membuang mutiara kecil yang telah kita genggam – untuk ditukarkan dengan buih-buih janji orang-orang besar yang mendagangkan kepalsuan? Kita sering menelantarkan yang penting dengan harapan untuk nanti bertemu dengan sesuatu yang lebih penting lagi – tanpa jerih payah. Tetapi itu hanya pendustaan diri sendiri. Tidak aka nada ketenangan yang lama duduk bersama orang yang menunda melakukan yang seharusnya dilakukannya.
Sampaikanlah kepada mereka yang menunda, bahwa penundaan adalah penyegaran kemiskinan.
Kita lebih sibuk membuat orang lain menyangka kita berbahagia, daripada betul-betul sibuk membuat diri kita berbahagia.
Penelantaran adalah karat dengan kuku-kuku tajam yang mengelupas serat-serat kulit hati ini, yang bila berlanjut-larut akan sampai kepada dan memadamkan satu-satunya sumber sinar di hati yang kita sebut – rasa hormat kepada diri sendiri. Dia yang menelantarkan yang penting-penting menyadari bahwa dia salah dan lelah membiarkan dirinya kehilangan hormat dari orang lain dan dari dirinya sendiri. Dia ingin minta tolong, tetapi malu menjelaskan – apa yang harus ditolong darinya. Seandainya saja dia memulai untuk melakukan dari sedikit yang bisa dimulai, dia akan segera menemukan kecerahan yang menunggu mereka yang bertindak.
Semua kesalahan dilakukan dengan keyakinan bahwa yang dilakukan itu adalah yang benar.
Itulah yang menjadikan sebagian besar kesalahan kita tersamarkan seperti naga yang tersembunyi. Tetapi membuat kesalahan adalah sesuatu yang perlu. Kita tidak pernah betul-betul hidup sampai kita mulai membuat kesalahan, karena kesalahan adalah baiaya yang harus dibayar untuk mencapai keberhasilan. Yang kita perlukan sekarang adalah kejernihan hati untuk menerima bahwa yang kita yakini sebagai yang benar – masih terbuka bagi penelitian dan perbaikan. Perhatikanlah, bahwa dia yang mengatakan tidak pernah membuat kesalahan – telah sebetulnya baru saja melakukan kesalahan.
Ada orang yang mengumpulkan kegagalannya dimasa lalu untuk menghalangi perjalanannya ke masa depan.
Jenis manusia ini berjalan lambat, berbicara lunglai – tetapi yakin, bahwa kegagalannya dimasa lalu – lebih berbobot daripada kemungkinan keberhasilannya dimasa depan.
Dia akan mati-matian bertahan dan menyalahkan orang-orang yang menasehatkan kesempatannya untuk berhasil dan membuat orang-orang yang menyayanginya – menilai ulang perlunya menyayangi angsa berisik yang sedang patah sayap ini. Ajaklah dia untuk berhenti mempertahankan kegagalannya dan mulai memperjuangkan keberhasilannya.
Kesalahan tidak pernah menjadi kesalahan, bila Anda tidak menolak untuk memperbaikinya.
Apapun yang tadinya adalah kesalahan, tetapi yang kemudian menerima satu dosis kesungguhan dan fokus dari Anda untuk memperbaikinya – menjadi sebuah pekerjaan dalam proses – yaitu proses untuk menjadi keberhasilan. Maka Katakanlah:
Bila aku harus mengulangi hidup ini, aku akan membuat kesalahan-kesalahan yang sama; tetapi akan aku pastikan bahwa aku menemukan kesalahan-kesalahan itu jauh lebih awal. Sehingga, keberhasilan akan datang lebih awal menjemput dan mengelu-elukan-ku. Aku tidak tahu takdir-ku tetapi aku tahu hak-ku untuk berhasil.
Mario Teguh
0 komentar:
Posting Komentar