Seorang guru bijak tinggal diatas puncak gunung es yang tinggi. Pada suatu hari, ada seorang pemuda yang merasa dirinya pandai, ingin menguji kemampuan sang guru bijak tersebut. Ia membawa seekor burung kecil yang ia genggam ditangannya. Ia ingin memberikan pertanyaan yang menjebak bagi sang guru dengan bertanya apakah sang guru mengetahui bahwa burung di genggamannya hidup atau mati.
Apapun jawaban sang guru , semua tetap akan menuju pada kesalahan. Jika sang guru menebak mati, sianak muda akan melepaskan burung itu. Namun jika ia menebak hidup, anak muda itu akan meremas burung itu sampai mati. Akhirnya si pemuda bertemu dengan guru bijak itu dan melontarkan pertanyaan yang talah ia rancang jauh-jauh hari.
Si Pemuda itu berkata, “Wahai Guru yang bijak, menurut Anda apakah burung yang ada dalam genggaman saya berada dalam keadaan mati atau hidup?” Sang guru bijak tertegun mendengar pertanyaan itu, sambil berpikir beberapa saat akhirnya ia membuka mulut dan berkata,” Mati hidupnya burung itu bergantung pada tangan Anda.”
Tepat sekali jawaban guru bijak ini, bahwa kegagalan dan kesuksesan seseorang bergantung pada mereka yang ingin melihat kenyataan yang ingin terjadi dalam hidup ini. Banyak orang yang tidak sadar dan berpikir bahwa baik kesuksesan maupun kegagalan dalam hidupnya tergantung pada orang lain ataupun keadaan. Sama seperti anak muda tadi, kitalah yang 100% bertanggung jawab baik atas kegagalan maupun keberhasilan kita. Tidak ada seorangpun yang lebih besar daripada diri kita yang mampu menghalangi kesuksesan kita, tidak ada seorangpun yang lebih besar daripada diri kita yang mampu menyebabkan kegagalan terbesar dalam hidup ini. Kita sendirilah yang bertanggung jawab atas kesuksesan maupun kegagalan kita. ” The sky is not the limit, You are the LIMIT”
Tips
Tulislah orang-orang yang selama ini Anda persalahkan sebagai pihak yang menghambat laju sukses Anda. Setelah menulis nama ketiga orang tadi, coretlah nama-nama itu. Renungkanlah baik-baik bahwa sebenarnya, Andalah orang yang paling menghalangi kesuksesan Anda.
Apapun jawaban sang guru , semua tetap akan menuju pada kesalahan. Jika sang guru menebak mati, sianak muda akan melepaskan burung itu. Namun jika ia menebak hidup, anak muda itu akan meremas burung itu sampai mati. Akhirnya si pemuda bertemu dengan guru bijak itu dan melontarkan pertanyaan yang talah ia rancang jauh-jauh hari.
Si Pemuda itu berkata, “Wahai Guru yang bijak, menurut Anda apakah burung yang ada dalam genggaman saya berada dalam keadaan mati atau hidup?” Sang guru bijak tertegun mendengar pertanyaan itu, sambil berpikir beberapa saat akhirnya ia membuka mulut dan berkata,” Mati hidupnya burung itu bergantung pada tangan Anda.”
Tepat sekali jawaban guru bijak ini, bahwa kegagalan dan kesuksesan seseorang bergantung pada mereka yang ingin melihat kenyataan yang ingin terjadi dalam hidup ini. Banyak orang yang tidak sadar dan berpikir bahwa baik kesuksesan maupun kegagalan dalam hidupnya tergantung pada orang lain ataupun keadaan. Sama seperti anak muda tadi, kitalah yang 100% bertanggung jawab baik atas kegagalan maupun keberhasilan kita. Tidak ada seorangpun yang lebih besar daripada diri kita yang mampu menghalangi kesuksesan kita, tidak ada seorangpun yang lebih besar daripada diri kita yang mampu menyebabkan kegagalan terbesar dalam hidup ini. Kita sendirilah yang bertanggung jawab atas kesuksesan maupun kegagalan kita. ” The sky is not the limit, You are the LIMIT”
Tips
Tulislah orang-orang yang selama ini Anda persalahkan sebagai pihak yang menghambat laju sukses Anda. Setelah menulis nama ketiga orang tadi, coretlah nama-nama itu. Renungkanlah baik-baik bahwa sebenarnya, Andalah orang yang paling menghalangi kesuksesan Anda.
0 komentar:
Posting Komentar