Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu mereka mengalir menuju ke laut. Meski harus melalui anak sungai, selokan, kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan.
Bahkan, ketika menunggu di samudra, setiap tetes air tahu suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan.
Sebagian menyuburkan rerumputan, sebagian tertampung dalam sumur-sumur. Sebagian kembali ke laut. Adakah sesuatu yang sia-sia dari setiap tetes air yang kita temui di selokan rumah kita?
Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tiada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud.
Mungkin kita mengalami pengalaman buruk yang tak mengenakkan, maka keburukan itu hanya karena kita melihat dari salah satu sisi mata uang saja.
Bila kita berani menengok ke sisi yang lain, kita akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda. Kita tidak harus menjadi orang tersenyum terus atau menampakkan wajah ceria.
Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis.
0 komentar:
Posting Komentar