Jumat, 22 Juli 2011

~kulepaskan kau dari hatiku~

Pernah melihat gunung dari jauh? .. hijau, cantik, dan elegant kelihatannya. Itu karena kita melihatnya dari jauh, cobalah melangkah lebih dekat lagi... akan kamu temui banyak kejelekan-kejelekannya. Mulai dari semak yang tak terurus, lubang-lubang tanah yang menganga kering .. juga jurang yang curam disisi-sisinya. Bagaimana dengan Bulan? Beda tipislah. indah dipandang .. tak akan seindah kenyataannya. Geradakan penuh bintil-bintil dipermukaannya. Makanya jangan melayang dulu kalo kamu diibaratkan bulan, jangaann deh, .. itu sudah merupakan penghinaan terselubung! :D

Begitu juga kalau kita memandang satu kehidupan yang ada diluar hidup kita sendiri. Segalanya akan terlihat jauh lebih indah dari yang kita miliki. Gak percaya?

Pernah mengagumi seseorang? suami teman? ganteng, rajin, sholeh, penyayang pula! Tanpa sadar, dengan melihat si suami teman yang sedang bersama istrinya (teman kita) .. angan pasti terbawa kedalam bayangan tentang hidup yang sedang kita jalani,.. "duh, andai saja suamiku kayak dia .. andai saja sepenyayang dia, sesholeh dia," .. ckckck... hhmm ngeces deh :P Trus, kalau setan udah ikutan .. mulai deh, begitu pulang kerumah, serasa adaaa aja kesalahan suami. Yang gak bisa rapilah, gak giatlah .. gak romantis, de el e de es be .de es te, berjuta juta kejelekannya bagaikan timbul begitu saja ke permukaan.

Bete? Iyalah pastinya .. tapi mau menyalahkan siapa? lha wong waktu mau nikah dulu, kita juga yang begitu bersemangatnya minta dinikahin .. dahulu, waktu dia masih seperti hijaunya gunung yang kita pandang indah, karena belum jadi milik kita. Dahulu, waktu dia masih bersinar bak kemilau bintang, selembut rembulan, halaahh.., banyak deh, pokoknya itu dulu, waktu dia bener-bener masih jadi satu-satunya cowok terganteng sedunia, (dimata kita, tentunya!) :P

Lalu sekarang? Kenapa dia bisa sejelek dan serebek itu yaa? Kemana aja mata kita kemarin? .. kok bau keteknya yang sekarang asem itu dulu gak pernah tercium? .. sebuta-butanya mata kita karena cinta, masa iya sih ikut membutakan indera penciuman kita? Yah itu dia .. kalo cinta udah berbicara .. if love is blind katanya, tapi ada lagi yang bilang, bukan cinta yang buta, tapi kita sendiri yang menutup mata :P

Dan sekarang, aku ada disini .. ditempat yang tak bisa teraih .. beberapa mata yang memandangku indah, karena mereka masih tetap diam ditempat mereka .. tanpa berani untuk melangkah lebih jauh. Mereka yang hanya akan mencariku ketika jauh dari sarang mereka, luput dari penglihatan pasangan-pasangan mereka .. mereka yang cuma akan mencariku ketika sedang merasa sepi dan tak betah untuk kembali pulang. Ya, mereka .. para laki-laki beristri yang cuma berani main-main dibelakang punggung istrinya .. mereka artis-artis piawai tanpa piala citra, aktingnya nyaris sempurna, dirumah menjadi ayah sekaligus suami yang perhatian, sementara diuar, .. bagaikan panas setahun, yang hanya bisa dihapus oleh hujan sehari, itu katanya.. ketika sudah bisa berkomunikasi dengan si rumput hijau yang sedap dipandang mata itu. 

Sementara aku? .. aku hanya seorang single mom yang kebetulan terdampar dari bahtera kehidupanku sendiri. Aku yang mencoba menjejakkan kaki-kaki lemahku setelah sekian lama berkubang tanpa daya dalam kesedihan dan kehancuran. Aku, yang sekarang sudah mulai bisa mengukir senyum diatas puing-puing kehancuran biduk rumah tanggaku, aku .. seorang ibu dengan 3 orang anak yang teramat kukasihi, lebih dari apapun didunia ini.

Dan akulah gunung itu, bulan itu .. rumput yang terlihat lebih hijau itu .. 

Kemudian kamu datang. Dengan sejuta pesona yang tak pernah kutemui sebelumnya. Mungkinkah karena kamu juga masih menjadi rumput hijau itu? Begitu dekat namun tak mampu kusentuh, begitu nyata .. tapi takkan bisa kuraih.

Kedekatan kita bermula dari perkenalan tak sengaja, lewat sebuah situs jejaring yang tak sepopuler facebook. Ketika permintaan untuk menjadi teman datang darimu, dan kuterima setelah melihat foto gantengmu. Aihh ..

Kamu bukan hanya baik, tapi memang telah menjadi tempat untukku bercerita, melepas segala lara. Bersamamu kulewati hari dengan senyum, kesendirianmu disana mendukung untuk selalu bisa menyediakan waktu. Bukan .. bukan waktu khusus untukku, karena kamu bukan lelaki yang hanya memanfaatkan kesendirian seorang wanita. Kamu bukan seperti itu, .. kedekatan kita begitu manis, meski tanpa pernah ada sebutan sayang, atau kata-kata yang mewakili manisnya rasa yang teresap didalam hati.

Harapan itu sempat terajut diam-diam. Pesonamu membuatku berani merangkai mimpi. Hingga .. ketika pertemanan kita menjadi kian akrab, akhirnya aku memutuskan untuk melepasmu dari hatiku. Kenapa?

Adalah binar-binar polos yang tak sengaja kujumpa dalam halaman tentangmu, mendepak ingatanku pada kejadian 20 tahun silam, pada masa SMP disebuah sekolah berasrama. ketika seorang teman baikku begitu hancur, dan benar-benar menghancurkan dirinya sendiri .. saat papa yang begitu dipujanya, menikah lagi! Binar polos itu kulihat pada salah satu malaikat kecilmu., usianya pun sama dengan usia saat teman baikku mengalami gangguan kejiwaan. Hingga kini, kamu tau? Dia sudah habis-habisan merusak masa depannya, tak ada lagi yang tersisa.

Aku masih merasa, itu adalah kesalahan papanya, yang begitu telak membuatnya kecewa. Sebelumnya, dia begitu dekat dan manja, begitu berbinar tiap kali papa dan mamanya datang menjenguknya.

Dan kamu, lihatlah .. anak perempuanmu yang sebentar lagi akan beranjak dewasa.. sungguh hatiku menciut menatap binar polosnya .. beberapa kalimat pada status di facebooknya, yang terkadang tersirat kerinduan untuk berkumpul bersama ayah, bunda, serta kedua kakaknya.

Sungguh, aku tak ingin menjadi sosok yang kehadirannya hanya akan melukakan hati mereka. Aku tak pernah bermimpi untuk menjadi orang ketiga yang hanya akan merusak kebahagiaanmu sebelumnya. Aku,.. tak mau sekejam itu. Karena aku tahu ... bagaimana rasanya sakit, sejak 9 tahun yang lalu.

Apakah yang lebih baik, daripada melepaskan rasa indah meski pahit? Namun mampu menimbulkan berjuta-juta keindahan yang lain?

Apakah yang lebih ku syukuri, selain .. Alhamdulillah, rasa ini belum pernah sempat kuungkap padamu. Mimpi ini harus terhenti sebelum sempat kumulai, ..

Dan apakah yang lebih membahagiakan, ketika .. kebaikan itu masih bisa kita jalani bersama, tanpa ada sesuatupun yang berubah? ..

Dan apakah sesuatu yang bernilai itu, selain .. aku bahagia, tanpa kamu sadar, kamu yang telah mengajarkanku untuk mengeja setiap hurufnya, B A H A G I A ..

Sekali lagi, akhirnya kulepaskan kamu dari hatiku, 

0 komentar:

Posting Komentar